BAB VI
PEMEROLEHAN BAHASA
A. Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa atau akuisisi
bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak
ketika dia memperoleh bahasa pamannya atau ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya
dibedakan dari pembelajaran bahasa (
language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang
terjadi pada waktu seseorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia
memperoleh bahasa pertamanya . Jadi, pemerolehan berkenaan dengan bahasa
pertama, sedangkan pembelajaran bahasa kerkenaan dengan bahasa kedua. Namun,
banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua.
Ada dua proses yang terjadi ketika
seorang kanak-kanak sedang memperoeh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi
dan proses performansi. Kopetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang
berlangsung secara tidak disadari. Proses kopetensi ini menjadi syrat untuk
terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua proses,yakni proses
pemahaman dan penerbitan atau proses penghasilan kalimat-kalimat.Kedua jenis
kompetensi ini apabila telah di kuasai kanak-kanak akan menjadi kemampuan
linguistik anak-anak itu.
Sejalan dengan teori
Chomsky(1957,1965), kompetensi itu mencakup tiga buah komponen tata bahasa,
yaitu komponen sintaksis , komponen sintaksis dan komponen fonologi. Ketiga
komponen tata bahasa ini tidaklah diperoleh secara bersamaan. Hanya untuk
memudahkan pembahasan ketiganya dibicarakan satu persatu. Namun, sebelum
membicarakan pemerolehan ketiga komponen itu, terlebih dahulu perlu dibicarakan
beberapa teori yang berkaitan dengan masalah pemerolehan bahasa itu.
1. Hipotesis Nurani
Setiap bahasawan (penutur asli suatu
bahasa) tentu mampu memahami dan membuat
(menghasilkan, menerbitkan) kalimat-kalimat dalam bahasanya karena dia
telah “menuranikan “ atau “menyimpan dalam nuraninya” akan tatabahasanya itu
menjadi kopetensi (kecakapan ) bahasanya, hjuga telah menguasai
kemampuan-kemampuan performansi(pelaksanaan) bahasa itu.
Hipotesis NUrani lahir dari beberapa
pengamatan yang dilakukan para pakar terhadap pemerolehan bahasa kanak-kanak
(Lenneberg, 1967, Chomsky, 1970). Di antara pengamatan itu adalah sebagai
berikut;
- Semua kanak-kanak yang normal akan memperoleh bahasa ibunya asal saja “diperkenalkan” pada bahasa ibunya itu.
- Pemerolehan bahasa tidak ada hubungannya dengan kecerdasan kanak-kanak.
- Bahasa tidak dapat diajarkan kepada mahluk lain, hanya manusia yang dapat berbahasa.
- Proses pemerolehan bahasa oleh kanak-kanak dimanapun sesuai dengan jadual yang erat kaitannya dengan proses pematrangan jiwa kanak-kanak.
Berdasarkan
pengamatan diatas bahwa manusia lahir dengan dilengkapi oleh suatu nalat yang
memungkinkan dapat bebrbahasa dengan mudah dan cepat. Lalu, karena
sukardibuktikan secara empiris, maka pandangan ini mewajibkan suatu hipotesis
yang disebut hipotesis nurani.
Mengenai
hipotesis nurani ini perlu dibedakan adanya dua mcam hipotesis nurani, yaitu
hipotesis nurani bahasa dan hipotesis nurani mekanisme (Simanjutak, 1977).
Hipotesis nurani bahasa merupakan satu asumsi yang menyatakkan bahwa sebagian
atau semua bagian dari bahasa tidaklah dipelajati atau diperoleh tetapi
ditentukan oleh fitur-fitur nurani yang khusus dari organisme manusia. Sedangkan hipotesis nurani mekanisme
menyatakan bahwa proses pemerolehan bahasa
pleh manusia ditentukan oleh perkembangan kognitif umum dan mekanisme
nurani umum yang berinteraksi dengan pengalaman .
Mengenai
hipotesis nurani bahasa , Chomsky dan Miller (1957) mengatakan adanya alat
khusus yang dimiliki setiap kanak-kanak sejak lahir untuk dapat berbahasa. Alat
itu namanya language acquisition device (LAD), yang memungkinkan seorang
kanak-kanak memperoleh bahasa ibunya. Konsep LAD initelah merangsang penelitian
pemerolehan bahasa sampaim ketingkat tinggi. Dalam perkembangan yang terakhir
pengkajian pemerolehan bahasa sudah lebih memperhatikan tiga buah unsure yaitu,
1. korpus ucapan, yang kini dianggap berfungsi lebih daripada mengaitkan LAD
saja. 2. peranan semantic yang lebih penting daripada sintaksis.3. peranan
perkembangan kognisi yang sangat menentukan dalam proses pemerolehan bahasa.
Ucapan
satu kata yang mengandung satu frase atau satu kalimat disebut holofrasis. Struktur awal bahasa
knak-kanak di seluruh dunia adalah sama, meskipun budaya dan bahasa mereka berbeda.
Struktur awal bahasa ini adalah struktur dalam sebelum dikenakan kaidah
transformasi. Jadi, jelas bahwa struktur dalam semua bahasa ini adalah sama.
Yang berbeda adalah struktur luarnya, yakni setelah melalui rumus-rumus
transformasi. Ucapan holofrasis kanak-kanak ini mmerupakan bukti yangsugestif
bahwa sebenarnya pada tahap ucapan satu kata ini kanak-kanak telah mampu
menyampaikan makna komunikasi dengan hubungn-hubungan tata bahasa dasar.
0 komentar:
Posting Komentar